SEMANGAT UMI
Oleh : Umi Harida
Umi
adalah seorang guru yang mengajar di SDN Putat Gede I Surabaya. Perjalanan
hidup yang dilaluinya sangat berlika – liku. Suka duka telah dia rasakan
semenjak kecil. Mulai dari hidup susah bersama orang tua sampai menuai
kesuksesan hingga saat ini. Untuk mencapai kesuksesan,ia membutuhkan waktu yang
panjang.
Sewaktu
kecil, Umi tinggal bersama kedua orang tua dan seorang adik laki – lakinya di
Dusun Durek, Pangkatrejo, Lamongan, tempat kelahiran ayahnya. Kehidupan mereka hidup sederhana. Ayahnya
adalah seorang guru di salah satu sekolah daerah Lamongan, Jawa Timur. Beliau
adalah tulang punggng keluarga.
Umi
dan keluarganya pindah ke Dusun Gilig, Sugihrejo, Lamongan, tempat kelahiran
ibunya ketika dia kelas tiga SD, namun sekolahnya tetap di sekolah lama. Jarak
dari tempat tinggal yang baru ke sekolahnya tidaklah dekat. Dia harus menyusuri
sawah dan beberapa desa untuk sampai ke sekolah, bersama adiknya berboncengan
menggunakan sepeda kayuh. Musim kemarau dia merasakan teriknya matahari yang
menyengat. Musim hujan dia kehujanan melewati jalanan desa yang becek berlumpur
karena belum tersentuh pembangunan. Semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Orang
tua Umi memindahkan Umi dan adiknya ke desa tempat tinggal barunya ketika Umi
naik kelas lima. Di usianya yang ke sebelas tahun dia mulai berpikir untuk
membantu ekonomi keluarga walaupun hanya untuk cari uang saku sendiri. Sepulang
sekolah Umi ikut membantu tetangganya membuat es batu dan es lilin untuk
dijual. Dia mendapatkan upah yang cukup untuk saku sekolah. Pekerjaan itu dilakukannya
setiap hari hingga lulus SD.
Umi
tidak tinggal bersama orang tuanya ketika SMP. Orang tuanya menitipkannya
dengan sebuah keluarga kenalan orang tuanya karena jarak rumah dengan sekolah
jauh. Umi membantu pekerjaan rumah tangga keluarga tersebut setiap hari karena
dia berpikir bahwa keluarga tersebut berjasa merawatnya sebagai pengganti orang
tua kandungnya.
Ibu Umi membuka usaha warung
kecil – kecilan di rumah. Umi ingin kembali tinggal bersama orang tua
kandungnya dengan tujuan agar bisa membantu pekerjaan mereka di rumah. Setiap
hari dia membantu ibunya walaupun hanya sekedar membersihkan rumah dan membuat
rempeyek untuk berjualan nasi pecel. Siang hari sepulang sekolah dia
menggantikan ibunya menjaga warung, sedangkan ibunya istirahat siang karena
capek seharian jaga warung. Umi mempunyai ide untuk membantu ibunya berjualan
nasi bungkus dan rempeyek di sekolah, dan ibunya pun mengizinkan. Alhasil semua
nasi bungkus dan rempeyek yang dibawa Umi ke sekolah habis, bahkan Umi terima
pesanan dari teman – teman di sekolah untuk sarapan setelah olahraga karena
tidak sempat membawa bekal di sekolah. Tidak hanya teman – teman sekolah, tapi
guru – guru pun ikut memesan rempeyek. Hasilnya lumayan untuk membantu membayar
biaya sekolah.
Setelah lulus SMA, Umi
melanjutkan kuliah di UNESA Surabaya dengan jurusan PGSD, karena keinginan
orang tuanya agar dia bias menjadi guru seperti beliau. Ayahnya selalu berusaha
mencarikan biaya kuliah. Setelah dua semester, Umi merasa kasihan melihat
perjuangan orang tuanya dalam membiayai kuliah dan hidupnya di kos – kosan.
Akhirnya dengan izin orang tuanya Umi mencari pekerjaan untuk membiayai kuliah
dan hidup di Surabaya. Dia pergi ke rumah majikan salah satu tetangganya yang
bekerja sebagai asisten rumah tangga di Surabaya. Oleh tetangganya Umi
dikenalkan dengan saudara majikannya, Ibu Megawati yang tinggal di Simpang
Darmo Permai Selatan, Surabaya.
Ibu Megawati sangat baik. Umi
ditanya tentang kemampuan yang dimiliki dan pekerjaan yang diinginkan. Umi
hanya menjawab bahwa dia tidak punya pengalaman apapun karena dia hanyalah
lulusan SMA, dan menerima pekerjaan apapun yang akan diberikan kepadanya,
bahkan sebagai asisten rumah tangga pun dia bersedia asalkan diberi waktu untuk
kuliah. Umi juga mengatakan bahwa dia tidak mengharapkan gaji besar, bagi dia
yang penting bisa untuk membayar kuliah. Ibu Mega menyuruh Umi datang ke
kantornya esok hari.
Keesokan harinya Umi datang ke
kantor Ibu Megawati, CV Kencana Abadi, sebuah kantor suplayer oli di daerah
Kapasan, Surabaya. Di sana Umi disuruh membersihkan dan menata ruangan seorang
menejer perusahaan. Umi tidak menolak karena seperti yang dia katakana
sebelumnya bahwa dia menerima apa pun pekerjaan yang diberikan. Pekerjaan yang
dikerjakan Umi juga tidak berlangsung lama. Setelah dua hari Umi diperkenalkan
kepada seluruh karyawan kantor. Beliau meminta karyawan kantor untuk mengajari
Umi tentang pekerjaan di kantor.
Seperti kesepakatan sebelumnya,
umi hanya bekerja separuh hari karena dia harus kuliah. Sampai akhirnya Umi
lulus kuliah dari UNESA dan memperoleh pekerjaan sebagai guru honorer di SDN
Tembok Dukuh III, Asem Jaya, Surabaya. Ibu Megawati menawarkan kepada Umi agar
tetap bekerja di kantornya seperti biasa separuh hari. Penawaran tersebut
diterima dengan senang hati. Ibu Megawati benar – benar orang yang baik.
Umi berencana melanjutkan kuliah
lagi di Universitas PGRI Adibuana Surabaya mengambil jurusan matematika sesuai
keinginannya sebelum kuliah di UNESA atas permintaan orang tuanya. Karena
kesibukannya kuliah, dia terpaksa mengundurkan diri dari perusahaan. Setelah
lulus kuliah, Umi tetap bekerja di SDN Tembok Dukuh III. Hingga akhirnya ada
tes CPNS dan dia pun lulus ujian CPNS. Setelah kelulusannya, Umi dimutasi oleh
Pemerintah Kota Surabaya ke SDN Putat Gede I Surabaya karena sesuai wilayah
alamat tempat tinggalnya hingga sekarang sebagai pegawai negeri sipil.
Umi sangat bersyukur kepada
Tuhan karena usaha dan kerja kerasnya diberkahi oleh-Nya sehingga dia dapat
melalui masa – masa sulit kehidupannya yang dimulai dari kecil. Sesuai dengan
janji Tuhan di dalam kitab suci bahwa
Tuhan tidak akan merubah nasib suatu umat jika dia tidak mau berusaha
merubahnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar