Minggu, 31 Maret 2019

CERITA NON FIKSI : SEMANGAT UMI


SEMANGAT UMI
Oleh : Umi Harida

                Umi adalah seorang guru yang mengajar di SDN Putat Gede I Surabaya. Perjalanan hidup yang dilaluinya sangat berlika – liku. Suka duka telah dia rasakan semenjak kecil. Mulai dari hidup susah bersama orang tua sampai menuai kesuksesan hingga saat ini. Untuk mencapai kesuksesan,ia membutuhkan waktu yang panjang.
                Sewaktu kecil, Umi tinggal bersama kedua orang tua dan seorang adik laki – lakinya di Dusun Durek, Pangkatrejo, Lamongan, tempat kelahiran ayahnya.  Kehidupan mereka hidup sederhana. Ayahnya adalah seorang guru di salah satu sekolah daerah Lamongan, Jawa Timur. Beliau adalah tulang punggng keluarga.
                Umi dan keluarganya pindah ke Dusun Gilig, Sugihrejo, Lamongan, tempat kelahiran ibunya ketika dia kelas tiga SD, namun sekolahnya tetap di sekolah lama. Jarak dari tempat tinggal yang baru ke sekolahnya tidaklah dekat. Dia harus menyusuri sawah dan beberapa desa untuk sampai ke sekolah, bersama adiknya berboncengan menggunakan sepeda kayuh. Musim kemarau dia merasakan teriknya matahari yang menyengat. Musim hujan dia kehujanan melewati jalanan desa yang becek berlumpur karena belum tersentuh pembangunan. Semua itu dilakukan dengan ikhlas.
                Orang tua Umi memindahkan Umi dan adiknya ke desa tempat tinggal barunya ketika Umi naik kelas lima. Di usianya yang ke sebelas tahun dia mulai berpikir untuk membantu ekonomi keluarga walaupun hanya untuk cari uang saku sendiri. Sepulang sekolah Umi ikut membantu tetangganya membuat es batu dan es lilin untuk dijual. Dia mendapatkan upah yang cukup untuk saku sekolah. Pekerjaan itu dilakukannya setiap hari hingga lulus SD.
                Umi tidak tinggal bersama orang tuanya ketika SMP. Orang tuanya menitipkannya dengan sebuah keluarga kenalan orang tuanya karena jarak rumah dengan sekolah jauh. Umi membantu pekerjaan rumah tangga keluarga tersebut setiap hari karena dia berpikir bahwa keluarga tersebut berjasa merawatnya sebagai pengganti orang tua kandungnya.
                Ibu Umi membuka usaha warung kecil – kecilan di rumah. Umi ingin kembali tinggal bersama orang tua kandungnya dengan tujuan agar bisa membantu pekerjaan mereka di rumah. Setiap hari dia membantu ibunya walaupun hanya sekedar membersihkan rumah dan membuat rempeyek untuk berjualan nasi pecel. Siang hari sepulang sekolah dia menggantikan ibunya menjaga warung, sedangkan ibunya istirahat siang karena capek seharian jaga warung. Umi mempunyai ide untuk membantu ibunya berjualan nasi bungkus dan rempeyek di sekolah, dan ibunya pun mengizinkan. Alhasil semua nasi bungkus dan rempeyek yang dibawa Umi ke sekolah habis, bahkan Umi terima pesanan dari teman – teman di sekolah untuk sarapan setelah olahraga karena tidak sempat membawa bekal di sekolah. Tidak hanya teman – teman sekolah, tapi guru – guru pun ikut memesan rempeyek. Hasilnya lumayan untuk membantu membayar biaya sekolah.
                Setelah lulus SMA, Umi melanjutkan kuliah di UNESA Surabaya dengan jurusan PGSD, karena keinginan orang tuanya agar dia bias menjadi guru seperti beliau. Ayahnya selalu berusaha mencarikan biaya kuliah. Setelah dua semester, Umi merasa kasihan melihat perjuangan orang tuanya dalam membiayai kuliah dan hidupnya di kos – kosan. Akhirnya dengan izin orang tuanya Umi mencari pekerjaan untuk membiayai kuliah dan hidup di Surabaya. Dia pergi ke rumah majikan salah satu tetangganya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Surabaya. Oleh tetangganya Umi dikenalkan dengan saudara majikannya, Ibu Megawati yang tinggal di Simpang Darmo Permai Selatan, Surabaya.
                Ibu Megawati sangat baik. Umi ditanya tentang kemampuan yang dimiliki dan pekerjaan yang diinginkan. Umi hanya menjawab bahwa dia tidak punya pengalaman apapun karena dia hanyalah lulusan SMA, dan menerima pekerjaan apapun yang akan diberikan kepadanya, bahkan sebagai asisten rumah tangga pun dia bersedia asalkan diberi waktu untuk kuliah. Umi juga mengatakan bahwa dia tidak mengharapkan gaji besar, bagi dia yang penting bisa untuk membayar kuliah. Ibu Mega menyuruh Umi datang ke kantornya esok hari.
                Keesokan harinya Umi datang ke kantor Ibu Megawati, CV Kencana Abadi, sebuah kantor suplayer oli di daerah Kapasan, Surabaya. Di sana Umi disuruh membersihkan dan menata ruangan seorang menejer perusahaan. Umi tidak menolak karena seperti yang dia katakana sebelumnya bahwa dia menerima apa pun pekerjaan yang diberikan. Pekerjaan yang dikerjakan Umi juga tidak berlangsung lama. Setelah dua hari Umi diperkenalkan kepada seluruh karyawan kantor. Beliau meminta karyawan kantor untuk mengajari Umi tentang pekerjaan di kantor.
                Seperti kesepakatan sebelumnya, umi hanya bekerja separuh hari karena dia harus kuliah. Sampai akhirnya Umi lulus kuliah dari UNESA dan memperoleh pekerjaan sebagai guru honorer di SDN Tembok Dukuh III, Asem Jaya, Surabaya. Ibu Megawati menawarkan kepada Umi agar tetap bekerja di kantornya seperti biasa separuh hari. Penawaran tersebut diterima dengan senang hati. Ibu Megawati benar – benar orang yang baik.
                Umi berencana melanjutkan kuliah lagi di Universitas PGRI Adibuana Surabaya mengambil jurusan matematika sesuai keinginannya sebelum kuliah di UNESA atas permintaan orang tuanya. Karena kesibukannya kuliah, dia terpaksa mengundurkan diri dari perusahaan. Setelah lulus kuliah, Umi tetap bekerja di SDN Tembok Dukuh III. Hingga akhirnya ada tes CPNS dan dia pun lulus ujian CPNS. Setelah kelulusannya, Umi dimutasi oleh Pemerintah Kota Surabaya ke SDN Putat Gede I Surabaya karena sesuai wilayah alamat tempat tinggalnya hingga sekarang sebagai pegawai negeri sipil.
                Umi sangat bersyukur kepada Tuhan karena usaha dan kerja kerasnya diberkahi oleh-Nya sehingga dia dapat melalui masa – masa sulit kehidupannya yang dimulai dari kecil. Sesuai dengan janji Tuhan  di dalam kitab suci bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib suatu umat jika dia tidak mau berusaha merubahnya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUISI : AKHIR KISAH CINTA

 PUISI : AKHIR KISAH CINTA